Pages

Minggu, 06 Februari 2011

Gaul ala Islam


Gaul ala islam - Kini muncul istilah gaul dalam atmosfir kehidupan remaja. Bukan barang baru sebetulnya. Akrab malah. Ya, nggak man? Pokoke, ada istilah kaca mata gaul, anak gaul, pakaian gaul, bahasa gaul, malah ada juga ustadz gaul (kalo yang ini kira-kira apa yang membuatnya gaul, ya?). Pokoknya, serba gaul deh.

Begitu pun dengan sebutan anak gaul. Gambarannya anak ini enak diajak ngobrol, selalu nyambung dengan objek bahasan dan kesannya nggak norak, ngertiin keinginan kita. Itulah anak gaul.
Misalnya, tahu tentang perkembangan dandanan alias mode, bukan berarti kemudian kita latah untuk mencobanya. Padahal mode tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti swimsuit alias pakaian renang dan tang-top, bagi kamu yang puteri dilarang memakainya di tempat-tempat umum atau di hadapan yang bukan mahromnya.
Allah SWT. berfirman: “Katakanlah kepada wanita beriman. Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (QS. An-Nur 31). Dalam lanjutan ayat tersebut, boleh menampakan perhiasannya pada mahromnya saja, seperti suami, ayah, adik kandungnya dan seterusnya.

Bagi kamu yang ingin tampil ngetren dengan jilbabnya, misal warnanya cerah, modelnya nggak ngebosenin, pokoknya matching banget. Jadi, selain menutup aurat, kita juga bisa bergaya, asal tetap menjaga kesopanan dan etika Islam.

Di jaman Rasulullah, para sahabat juga banyak yang keren, malah dalam beberapa riwayat, Ali bin Abi Thalib termasuk orang yang kuat dan perkasa, terbukti ketika dalam suatu peperangan, beliau menggunakan pedangnya yang terkenal, Zulfikar yang mempunyai mata pedang bercabang dua mampu membelah tubuh musuh. Ini luar biasa, dengan ukuran pedang yang gede banget dan tentu saja tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat dan mengayunkan pedang sebesar itu bukan main hebatnya. Tapi Ali r.a. tetap kalem dan nggak punya cita-cita untuk show of force alias pamer kekuatan di hadapan para sahabat lainnya. Sayidina Ali tetap low profile.

Bagi jamaah cowok, tampil meyakinkan itu harus. Tapi jangan sampai merasa wajib untuk tampil macho supaya bisa disebut anak gaul. Membina tubuh agar tetap fit setiap hari boleh-boleh saja, malah dalam beberapa kasus bisa jadi harus, untuk menunjang dakwah, misalnya. Nggak masalah. Hanya saja kita juga jangan melupakan amanat Rasulullah: “Bukanlah orang yang kuat itu adalah yang menang dalam bergulat, tetapi adalah orang yang dapat menahan nafsunya tatkala dia marah,”

Jadi, macho or modis bukan ukuran kepribadian, Brur. Soalnya, percuma saja kalo performance kamu keren, gaul, macho, modis tapi ternyata kelakuan kamu nggak jauh dari para preman dan orang-orang rendahan lainnya. Yang tentu saja nggak punya kepribadian, apalagi kepribadian Islam. Karena orang yang dikatakan punya kepribadian adalah orang yang punya pola pikir dan pola sikap yang tinggi. Seseorang dikatakan punya kepribadian Islam, berarti dia punya pola pikir dan pola sikap yang Islami.
Wajib Gaul dengan Islam

Jadi yang namanya anak gaul itu bukan berarti harus tampil all out dengan meniru tren-tren yang bebas kelewat batas. Lepas dari nilai-nilai Islam. Islam nggak pernah melarang umatnya untuk keren. Keren di sini maksudnya nggak kumuh. Bahkan Islam menganjurkan umatnya supaya tampil rapih dan meyakinkan. Karena itu bagian dari adab bergaul dengan masyarakat. Dengan kata lain, kita nggak boleh tampil ala kadarnya. Perlu dicatat, ala kadarnya bukan berarti sederhana. Kalo sederhana sih, boleh. Karena Islam memang mengajarkan.

Bila kamu gape bicara soal musik, film, bola, jangan sampe itu membuat kamu terobsesi untuk bisa tampil seperti para pelakunya. Malah kamu jangan cuma gaul dalam urusan-urusan tadi saja, tapi wajib gaul juga soal hukum dan pemikiran Islam?  secara lebih luas. Caranya? Ya, ngaji dong, Non!
Tentu, harus dipahami bahwa dalam kondisi masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini, kita harus selektif. Buat apa tampil gaul kalo harus mengorbankan akidah, iya nggak? Mendingan perdalam Islam supaya bisa selamat dunia dan akhirat. Meski tentu saja Islam tak pernah alergiĆ¢ dengan yang namanya perkembangan jaman, tapi dengan catatan, hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Jadi begitu, cing!